Alat Musik
Alat musik tradisional ini dimainkan dengan cara di petik seperti gitar, dan sering digunakan dalam acara-acara adat Suku Dayak.
Sape terbuat dari kayu Adau yang banyak ditemukan di Kalimantan. Ciri khas alat musik tradisional ini, adalah menampilkan corak ukiran khas Suku Dayak. Ukiran tersebut sangat dominan dan memenuhi permukaan alat musik yang memiliki panjang sekitar satu meter itu.
Sape biasa dimainkan untuk mengiringi berbagai tari khas Dayak pada perayaan-perayaan kesenian yang penuh dengan kegembiraan. Tidak hanya itu, Konon dulunya alat musik ini juga digunakan untuk mengiringi proses pengobatan seseorang yang terserang penyakit
Pakaian Tradisional
Pakaian ini digunakan dalam acara pernikahan. Dahulu baju takwo hanya dipakai oleh bangsawan atau para penari saat mengikuti upacara adat. Sekarang masyarakat umum pun dapat mengenakan baju takwo sebagai baju pengantin.
Baju takwo terbuat dari kain katun, linen, atau beludru. Baju takwo mirip jas tertutup, tetapi berleher tinggi. dibagian depannya ditambah sepotong kain yang disebut jelapah. Jelapah menutup bagian tengah dada tari bawah leher hingga pinggul. Dipadukan dengan kain panjang bermotif parang rusak yang sisinya diberi ornamen berupa rumbai-rumbai keemasan. Kain panjang tersebut dipakai hingga menutup mata kaki yang berumbai berlipat-lipat di bagian depan.
Tari Tradisional
Tari mandau merupakan tarian khas suku Dayak yang dikenal sebagai tarian perang. Gerakan tarian ini mengandung atraksi dan juga seni tari yang indah dalam memainkan senjata Mandau.
Nama tarian ini berasal dari gerakan tari yang mengandung atraksi yang indah dalam memainkan Mandau, senjata tradisional khas suku Dayak. Selain mandau, penari juga akan menggunakan propertu berupa pakaian khas suku dayak, gelang di tangan dan kaki, serta ikat kepala yang dihasi bulu burung.
Dalam melakukan geraknya, biasanya akan ada iringan musik yang dimainkan menggunakan gendang dan garantung.
Rumah Adat
Rumah adat ini sendiri dihuni oleh masyarakat Dayak terutama di daerah hulu sungai dengan pemukiman utama bagi masyarakat suku Dayak.
Di Kalimantan Barat, rumah betang biasa disebut rumah panjang, rumah radakng, atau rumah panjai. Di Kalimantan Tengah, ada yang menyebutnya lewu. Di Kalimantan Timur, ada yang menyebutnya lou atau lamin. Di Kalimantan Utara, rumah betang dikenal dengan lamin atau baloi. Sedangkan di Kalimantan Selatan di sebut Balai.
Ciri-ciri Rumah Betang yaitu yaitu bentuk panggung dan memanjang. Panjangnya bisa mencapai 30-150 meter serta lebarnya dapat mencapai sekitar 10-30 meter, memiliki tiang yang tingginya sekitar 3-5 meter. Biasanya Betang dihuni oleh 100-150 jiwa,